video

Senin, 23 Juli 2012

PROFIL SIDRAP

 PROFIL SIDRAP
Kabupaten Sidenreng Rappang merupakan salah satu Kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan yang beribukota di Pangkejene ini memiliki luas wilayah secara keseluruhan 1.883,25 Km2 terbagi menjadi 11 kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pinrang dan Kabupaten Enrekang di sebelah utara, Kabupaten Barru dan Kabupaten soppeng di sebelah selatan, Kabupaten Luwu dan Kabupaten wajo di sebelah timur, serta Kabupaten Pinrang dan Kota Pare-pare.

Pertanian menjadi penggerak utama roda kegiatan perekonomian daerah ini, daerah yang terlatak di sebelah utara ini merupakan penghasil beras , dengan bentangan lahan seperti sawah diuntungkan dengan adanya irigasi Saddang yang berpusat di Kabupaten Pinrang.

Karena dianggap memiliki potensi yang besar dibidang perberasan, Kabupaten Sidrap dilibatkan dalam program pengembangan sentra padi Bosowasipilu yaitu Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang, dan Luwu.

Kabupaten Sidrap ini tidak hanya mengandalkan tanamn bahan pangan, produk andalan lainnya adalah hasil perkebunan dengan separuh topografi Kabupaten Sidrap yang bergunung dan berbukit-bukit sangat cocok untk tanaman jambu mete, kakao, dan kemiri.

Renak menjadi komoditas yang terkenal pula di daerah Sidrap, bila dibandingkan dengan daerah lain di Sulawesi Selatan, Sidrap merupakan penghasil telur terbesar, produksi ini selain untuk konsumsi lokal juga didistribusikan ke daerah lain di Sulawesi selatan dan sebagian Kalimantan.
 
Produk pertanian ini selian diperdagangkan di daerah sendiri juga dibawa ke Makassar ataupun Pare-Pare. Bakat berdagang penduduk Sidrap menjadikan perdagangan di Kabupaten ini berkembang. Wilayah ini menjadi salah satu daerah transit pedagang-pedagang yang akan menuju ke Makasar seklaigus menjadi tempat pengambilan barang dagangan seperti beras dan hasil perkebunan.

Posisi Kabupaten Sidrap cukup strategis karena dilalui jlaur kendaraan dari Sulawesi Slatan bagian utara yang akan menuju Makasar atau Pare-Pare. Di akbupaten Sidrap juga terdapat bahan tambang yang belum dieksploitasi dan masih dalam tahap penelitian seperti baru bara yang ditemukan di Kecamatan Pitu Riawa dengan volume sekitar 31 juta meter kubik. Batu gamping, marmer, lempung, pun diduga terkandung merata hampir di seluruh daerah ini. Sedangkan bahan galian yang sudah dimanfaatkan yaitu tambang golongan C seperti pasir, kwarsa, pasir sungai, kerikil, dan batu gunung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar