PROFIL SIDRAP
Kabupaten Sidenreng Rappang merupakan salah satu Kabupaten di provinsi
Sulawesi Selatan yang beribukota di Pangkejene ini memiliki luas wilayah
secara keseluruhan 1.883,25 Km2 terbagi menjadi 11 kecamatan yang
berbatasan langsung dengan Kabupaten Pinrang dan Kabupaten Enrekang di
sebelah utara, Kabupaten Barru dan Kabupaten soppeng di sebelah selatan,
Kabupaten Luwu dan Kabupaten wajo di sebelah timur, serta Kabupaten
Pinrang dan Kota Pare-pare.
Pertanian menjadi penggerak utama roda kegiatan perekonomian daerah ini,
daerah yang terlatak di sebelah utara ini merupakan penghasil beras ,
dengan bentangan lahan seperti sawah diuntungkan dengan adanya irigasi
Saddang yang berpusat di Kabupaten Pinrang.
Karena dianggap memiliki potensi yang besar dibidang perberasan,
Kabupaten Sidrap dilibatkan dalam program pengembangan sentra padi
Bosowasipilu yaitu Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang, dan Luwu.
Kabupaten Sidrap ini tidak hanya mengandalkan tanamn bahan pangan,
produk andalan lainnya adalah hasil perkebunan dengan separuh topografi
Kabupaten Sidrap yang bergunung dan berbukit-bukit sangat cocok untk
tanaman jambu mete, kakao, dan kemiri.
Renak menjadi komoditas yang terkenal pula di daerah Sidrap, bila
dibandingkan dengan daerah lain di Sulawesi Selatan, Sidrap merupakan
penghasil telur terbesar, produksi ini selain untuk konsumsi lokal juga
didistribusikan ke daerah lain di Sulawesi selatan dan sebagian
Kalimantan.
Produk
pertanian ini selian diperdagangkan di daerah sendiri juga dibawa ke
Makassar ataupun Pare-Pare. Bakat berdagang penduduk Sidrap menjadikan
perdagangan di Kabupaten ini berkembang. Wilayah ini menjadi salah satu
daerah transit pedagang-pedagang yang akan menuju ke Makasar seklaigus
menjadi tempat pengambilan barang dagangan seperti beras dan hasil
perkebunan.
Posisi Kabupaten Sidrap cukup strategis karena dilalui jlaur kendaraan
dari Sulawesi Slatan bagian utara yang akan menuju Makasar atau
Pare-Pare. Di akbupaten Sidrap juga terdapat bahan tambang yang belum
dieksploitasi dan masih dalam tahap penelitian seperti baru bara yang
ditemukan di Kecamatan Pitu Riawa dengan volume sekitar 31 juta meter
kubik. Batu gamping, marmer, lempung, pun diduga terkandung merata
hampir di seluruh daerah ini. Sedangkan bahan galian yang sudah
dimanfaatkan yaitu tambang golongan C seperti pasir, kwarsa, pasir
sungai, kerikil, dan batu gunung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar